Translate indyefa michealblog'rs

Selasa, 15 Oktober 2013

Perkembangan dan Apresiasi Kesusastraan Puisi pada zaman Pramodern dan Modern



    I.I Latar Belakang
        Masuknya zaman pramodern dan modern  keadaan kehidupan rakyat dalam bidang ekonomi dan masyarakat cukup kuat dan stabil.Oleh karena itu faktor menunjang lahirnya bentuk-bentuk kesusastraan rakyat yang menggambarkan segi-segi kehidupan mereka mulai berkembang.

Sejarah kesusastraan Jepang dalam bentuk tertulis sudah ada sejak abad ke -8.

 Bila dibandingkan dengan negara-negara lain, sejarah Jepang bukanlah sejarah yang singkat. Dalam sejarah yang begitu panjang itu, genre atau bentuk kesusastraan Jepang ditradisikan dengan keadaan yang hampir tidak mengalami perubahan sampai sekarang. Sifat seperti itu dapat dikatakan sebagai salah satu sifat khas dari kesusastraan Jepang.
Ciri-ciri utama dari kesusastraan modern adalah dengan adanya Restorasi Meiji yang menjadi langkah awal bagi Jepang untuk menuju ke zaman modern. Jepang menyadari akibat politik isolasi yang berlangsung lama, sehingga memasukkan kebudayaan barat yang tergesa-gesa. Begitu juga bidang kesusastraan banyak menerima pengaruh dan dorongan dari kebudayaan barat, dan kemudian berkembang dalam negara Jepang. Kesusastraan zaman modern mencerminkan manusia yang hidup dalam masyarakat modern yang cenderung mempunyai sifat borjuis yang menganut paham liberal dan demokrasi. Pada periode awal masuknya kesusastraan barat dipelopori oleh golongan terpelajar yang dimulai dengan kesusastraan terjemahan. Perkembangan aliran realisme yang pesat dan juga aliran romantisme dan naturalisme yang berasal dari pengaruh kesusastraan barat. Pada periode akhir sebagai akibat perubahan masyarakat setelah perang dunia I, timbulah suatu aliran sosialisme. Yaitu kesusastraan yang mengangkat cerita pertentangan antara dua golongan kelas dalam masyarakat menjadi terkenal.

 
    I.II perumusan Masalah
         
Setelah Perang Dunia II berakhir, aliran proletar, aliran pembaharuan, dan aliran tradisional muncul kembali, namun dengan penampilan yang berbeda dengan sebelumnya dengan nama yang berbeda pula yaitu Minshushugi Bungaku (Kesusastraan Aliran Demokrasi), Sengoha Bungaku ( Kesusastraan Aliran Sesudah Perang) yang mencari gaya kesusastraan baru dan aliran yang merupakan kelanjutan dari kesusastraan tradisional.
Kesusastraan Zaman Pencerahan ini bermunculanlah karya dan para penyair karya sastra.
Banyaknya karya sastra yang benmuculan,seperti novel dan eksitensinya tapi

disini kami akan membahas kesusastraan puisi zaman pramodern dan moderen,kesusastraan pramodern  terdiri dari masa pencerahan dan masa kematanganya,sedangkan pada zaman modern banyak sekali penyair yang muncul.

Yang akan kami jelaskan adalah

a.       Haikai Aliran Teimon

b.      Haikai Aliran Danrin

c.       Haikai Aliran Bashoo

d.      Haikai Aliran Chuukooki

e.       Haikai Aliran Kaseki

f.       Senryuu & Kyooka

g.      Waka,kokugaku & Kanshinbun

h.      Puisi modernisasi

i.        Puisi Proletar

j.        Puisi Sesudah Perang






I.Garis Besar Kesusastraan Zaman Modern

I.I Penyebaran kesusastraan rakyat

Pada zaman pramodern kesusastraan rakyat menggambarkan segi-segi kehidupan mereka.

I.2 Penggolongan kesusastraan modern

Masa perkembangan sastra modern terdiri dari masa pencerahan dari tahun keichoo sampai tahun kanbun (1609-1666) disebut dengan Kanazooshi dan eksitensinya begitu sempurna dan masa perkembangan sekitar zaman genroku(1688-1703)dan masa kebangkitan dari tahun an-ei sampai tahun tenmei (1773-1782) dan masa kematangan pada tahun bunka sampai tahun bunsai (1804-1819).

1.3 Masa perkembangan sastra modern

Haikai



            Ketika memasuki zaman Edo berkembang sangat pesat karena sesuai dengan selera rakyat. Perkembangan Haikai ini berkat jasa Matsunaga Teitoku.



Haikai Aliran Teimon

            Matsunaga Teitoku beserta murid-muridnya dinamakan kelompok Teimon. Teitoku mengumpulkan hasil karya murid-muridnya dalam sebuah buku yang disebut Enokoshuu, menyusun sebuah buku kamus tentang kosa kata Haikai yang berjudul Gosang, dan sebuah buku yang menjelaskan pemakaian sesungguhnya dari Renku atau bait dalam Haiku yakninya Shinzoo Inutshubashuu.



Haikai Aliran Danrin

            Aliran Teimon yang lebih mementingkan kata-kata yang ditekankan pada hal-hal yang menjadi bahan tertawaan atau lucu. Lambat laun aliran ini membosankan orang dan sebagai reaksi terhadap itu timbul aliran Danrin. Pembentukan syair dalam aliran ini tidak mengikuti pola-pola bait yang biasa digunakan dalam Haikai, sehingga jumlah sukukata  pada kata-kata yang dipergunakannya kadang-kadang lebih, kadang-kadang kurang. Isinyapun aneh dan pengungkapannya bersifat sangat bebas. Penyairnya antara lain Nishiyama Sooin, dan pengikutnya Ihara Saikaku serta penyair muda lainnya, dari rakyat jelata. Pantun ini seakan-akan merupakan tempat curahan perasaan kehidupan rakyat jelata. Tapi aliran Danrin ini sebelum mengalami kesempurnaan mengalami kepunahan, itu disebabkan karena terlalu bersifat bebas dan tidak mengikuti aturan pembuatan Haikai.



Perintis  Aliran Bashoo

            Tahun Enpoo sampai tahun Tenwa ( 1675-1683), penyair-penyair seperti Ikenishi Gonsui, Konishi Raizan, Uejima Onitsura, Yamaguchi Sodoo, Matsuo Bashoo dan lain-lain berusaha menyampingkan aliran Danrin dan menciptakan Aliran Bashoo.



Kesusastraan Bashoo

            Awalnya Bashoo mengagumi karya-karya Matsunaga Teitoku, lalu dia keluar dari kehidupannya sebagai samurai dan pergi  ke Edo. Setelah itu dia juga sering membaca hasil karya Danrin, tetapi dia lebih tertarik atas gaya gubahannya sendiri yang bersifat sunyi, sepi, tapi mulia. Bashoo sangat menyenangi perjalanan ketika masa tuanya. Ia sering mengadakan perjalanan kemana-mana sampai akhir hayat. Dia meninggal dalam perjalanannya di Osaka. Bashoo sangat menyenangi alam, yang tebukti dari hasil karya-karyanya. Karyanya antara lain Oku no Hoshomichi, Nozarashi Kikoo, Oi no Kobumi dan lain-lain.



Haikai Aliran Bashoo

            Gaya Bashoo sangat menonjol sejak munculnya Minashiguri pada tahun Tenwa 3 ( 1683) dan beberapa karya lainnya pada Tahun Genrok. Gaya Bashoo mencapai puncaknya , ia lebih tenang, mantap dan khas. Selanjutnya pada tahun Genroku 7 (1694), timbul beberapa gubahan diantaranya adalah Sumidawara. Pada saat itu terkumpul 7 jilid kumpulan pantun Bashoo dan dari ini dapat diketahui perkembangan Bashoo.

Murid- murid Bashoo

            Murid-murid Bashoo sangat banyak diantaranya adalah sepuluh orang yang paling menonjol, Enomoto Kikaku, Hattori Ransetsu, Mukai Kyorai, naitoo joosoo, Shida Yaba, Sugiyama Sanpuu, Ochi Etsuji, Tachibana Hokushi, Kagami Shikoo dan Morikawa Kyoriku. Akan tetapi, karena aliran Bashoo berakar sangat mendalam pada wataknya sendiri, maka sukar bagi murid-muridnya unruk mencapai tingkatan seperti Bashoo. Mereka hanya berpegang pada prinsip-prinsip Bashoo dan masing-masing mengembangkan bakatnya serta alirannya sendiri. Aliran-aliran ini akhirnya menyebabkan kematian Haikai.



Kebangkitan Pada Zaman Tenmei (1781-1788)

            Untuk mengatasi kehancuran Haikai, pada zaman Tenmei terjadi gerakan yang berusaha membangkitkan kembali Haikai seperti Bashoo, disamping sedikit melakukan suatu perubahan. Gerakan ini disebut gerakan kebangkitan pada zaman Tenmei. Pada zaman ini juga muncul penyair-penyair yang bermutu. Diantaranya adalah Tantaigi yang Haikainya bertemakan orang dan Yayuu yang pandai dalam hal lain, serta Yosa Buson dan lainnya. Yosa Buson selain sebagai penyair juga sebagai pelukis kelas satu. Variasi pantunya memberi kesan yang bersifat lukisan kepada orang yang membacanya. Selain itu, kalau pantun haikai Bashoo bersifat subjektif, tapi pantun Yosa Buson bersifat obyektif.



Haikai pada Zaman Kaseiki (1804-1829)

            Zaman Bunka (1804-1818) dan bunsei (1818-1829), penyebaran Haikai makin meluas dan mencapai taraf yang sangat popular dikalangan rakyat biasa. Namun kualitasnya agak menurun dari hasil karya yang terdahulu. Pada zaman ini ada seorang penyair yang sangat menonjol yakninya Kobayashi Issa. Dia mengembangkan variasi khasnya tersendiri dengan mempergunakan bahasa rakyat biasa dan dialek sehari-hari.

Dia memasukkan unsur-unsur kehidupan sehari-hari ke dalam gubahannya, sehingga Haikai yang diciptakannya penuh dengan pengambaran tentang manusia. Hasil karyanya seperti Oragaharu, Chichi no Shuuen. Dengan demikian, haikai berkembang dari zaman ke zaman, makin lama makin popular, sampai akhirnya menjadi kesusastraan rakyat dan tersebar di seluruh negeri Jepang. Namun, dibalik kepopulerannya itu, dari segi nilai sastra, tidak sedikit haikai yang bermutu rendah. Dalam keadaan seperti ini, haikai memasuki zaman berikutnya yang baru yaitu zaman Meiji.



Senryuu

senryuu adalah bagian awal dari kumpulan haikai yang berdiri sendiri dan mengandung arti lucu.
contoh:

Kaminari-o menete haragake yatto sase.

Urakasa shikiri-ni zeni-ga hoshiku nari.

Kookoo-no shitai jibun-nioya-wa nashi.

Utsukushi kao-de yookihi buta-o kui.

Bentuk:

Terdiri dari 14sukukata yaitu terdiri dari 7/7 sukukata dan sebagai balasanya  harus dibuat sebanyak 17 sukukata yang terdiri dari 5/7/5 sukukata  dari aturan itulah senryuu lahir sehingga dapat dikatakan sebagai puisi yang sudah berdiri sendiri.

Isi dari senryuu itu sendri bersifat kerakyatan atau banyak difokuskan pada masalah rakyat.

Ciri senryuu itu sendiri:

ü  Menitik beratkan pada masalah kemanusiaan yang awam

ü  Didalamnya terkandung unsur sindiran-sindiran tajam

ü  Tidak memakai katakata  yang berkaitan dengan musim

ü  Iramanya ringan serta mudah

Pada zaman Hooreki (1751-1763) Karai senryuu dikenal dengan kumpulan haikainya dan karyanya Haifuu Yanagidaru,dan pada tahun meiwa 2(1765) Gryooken Arubashi menerbitakan apa yang diterbitkan oleh Karai senryuu,pada zaman tenpo (1831-1846)telah terbit sebanyak 167 bagian.


Kyoka (Pantun Jenaka)
pantun lucu yaitu Manyonshuu baru populer pada zaman muromachi (abad XII),dan pada zaman pra modern kyokaa mulai berkembang

Penyairnya antara lain: Matsunaga Teitoku ,Shooha kudo Gyoofuu karyanya Kokon hinaburishuu

Contoh:

Yamabuki-no hana kami bakari kamiire-ni mino hitosudani nakizo kanashiki

(Yomono akara)

Bentuk:

Tidak mengandung aturan-aturan yang mendasar mengekspresikan sesuatu secara bebas dan penggunaan bahasanyapun bebas hal yang semacam itulah yang menjadi ciri khas kyoka.

Kyoka pada zaman Tenmei (1781-1788)

Pantun kyoka selain berkembang di osaka dan kyoto pada zaman meiwa (1765-1771) diedo juga mengalami perkembangan ,kepopuleran kyoka mencapai klimaksnya .Pada zaman an-ei(1772-1780) Yomono akara ,Karakoromo kitsushuu dan Akera kankoo meninggalkan banyak karyanya yang menakjubkan.Pada zaman tenmei inilah kyoka mencapai zaman keemasanya ,dapat menandingi kepopuleran haikan,cuman sifatnya sementara karena kualitasnya yang rendah sehingga tidak bisa mencapai kesuksesan sebenarnya.



Waka,Kokugaku dan Kanshinbun

Grup Penyair pada Zaman Kan-ei(1624-1647)

Pada zaman pramodern Pembuatan syair waka disebarluaskan oleh anak didik Hosokawa Yuusai,kaisar Komizuno-o,Nakanoin Michikatsu,Karasumaru Mitsuhiro dan dari kaum bansawan dan cendikiawan Kino shita Chooshooshi,Matsnaga teitoku dll.pada masa ini waka kurang bermutu karena gaya bahasanya kurang seger,tapi yang bermutu karya Kinoshita Chooshooshi judulnya Kyohakushuu dan karya gensei ,yang berguru pada Matsunaga teitoku yang mengumpulkan pantun waka sejak zaman sebelumnya dan menyebarluaskan pantun waka .


Pembaharuan pada Zaman Genroku

Pada zaman Genroku Koda Mosui (1629-1706) mengadakan pembaharuan dibidang pantun,buku

 Teori pantun waka yang bernama Higagoto shirabe dan Nashi-no motoshuu,dia tidak setuju dengan penyair keluarga Nijoke yang terlalu berpegang teguh pada tradisidan menuntut adanya kebebasan dalam penulisan kata-kata.



Timbulnya Kugaku

Kokugaku adalah usaha untuk meneliti segala sesuatu tentang jepang yang mencakup bahasa dan sastra klasik.

Tiadak berapa lama setelah masa genroku muncul penyair yang meletakkan dasar untuk penelitian bahasa dan sastra klasik jepang seperti Shimokoobe Chooryuu,Soo Keichuu, Kada no Azumamaro
dihari tuanya Chooryuu diminta menjelaskan tentang buku manyooshuu oleh orang besar  Tokugawa mitsukuni dari kyoto.tapi karena sakit menyerahkan pekerjaan itu kepada keichuu,karena pengaruh chooryuu penelitian sastranya berdasarkan filologi.tapi mereka berdua tidak mengeluarkan karya yang berarti.

Kada no Azumaro tidak setuju dengan ajaran konfusius berusaha mengembangkan studi  tentang jepang.



Pembentukan Kokugaku

Orang yang berhasil membuka kokugaku adalah Kamo no mabuchi teman dari kada no azumaro,metode penelitianya berasaskan pembuktian menurut keichuu disatukan dengan usaha pemikirin orang jepang kuno sehingga terbentuklan kokugaku.

Grup Penyair Kyoto Pada Pertengahan Zaman Edo

Ketika Mabuchi dan muridnya aktif dalam dunia penyair di edo,muncul penyair Ozawa Roan (1723-1801) tidak setuju  dengan mabuchi yang menyenangi dunia klasik jepang,karena dia menyenangi pantun biasa tanpa teknik khusus dan menggunkan kata-kata yang mudah dipahami

Pematangan dan perpecahan Kokugaku

Motoori Norinaga mengikuti jejak keichuu ia meneruskan penelitian tentang sastra klasik jepang secara ilmiah,ia juga penjelasan tentang obyek penelitian klasik dan berusaha memecahkan masalah tersebut yang pernah diteliti oleh Mabuchi.Setelah motoori norinaga kokugaku mengalami perpecahan dan juga mantap dikndangnya sendiri



Waka pada akhir zaman Pramodern dan Zaman Modern

Pada zaman ini waka semakin populer dan diseluruh negri jepang munculnya penyair-penyair jepang,pembacan waka dengan irama yang lancar dan wajar untuk mengungkapkan perasaan dan juga bnyk memakai bahasa lisan sehari-hari pada karyanya,karya pada masa inipun menunjukkan variasi yang bersifat jujur tapi keras.

Konfusianisme

Konfusianisme aliran chuzi sebagi ilmu resmi,pada zaman genroku (1688-1703) ada seorang serjana yang bernama Itoo jinsai,ia berpendapat studi tentang konfusianisme harus dikembangkan dengan mempelajari faham itu secara langsung dari karya-karya peninggalan konfusius dan mengzi

Konfusianisme adalah ajaran atau aliran antara hubungan baik manusia yang satu dengan yang lain .

Kashibun

Pada awal zaman Pramodern  penyair keshinbun adalah Ishikawa Joozan,disamping konfusianisme sudah menjadi populer,kecendrungan lebih mementingkan pembuatan syair Kanshibun daripada mempelajari ilmu pengetahuan,tidak banyak penjelasan tentang keshinbun pada zaman pramodern dan modern.



Puisi Modernisme

Restorasi Meiji merupakan Langkah pertama bagi jepang untuk menuju ke zaman modern,kesusastraan modern mencerminkan manusia yang hidup dalam masyarakat modern yang cenderung mempunyai sifat borjuis yang menganut paham liberal dan demokrasi.pemikiran dan perasaan juga menjadi rumit dan beraneka ragam  dengan juga menjadi rumit dan beraneka ragam ,demikian juga kesusastraan ,akhirnya mencapai tingkatan yang menuntut kesadaran kemanusian dan cara hidup yang serius

Puisi modernisme ,lebih mementingkan unsur-unsur rasional,disamping itu gerakan ini juga mengkritik kelemahan puisi bebas ,puisi modernisme yang bersifat seni diperluas.

Puisi Proletar

Bersamaan dengan terjadinya perubahan yang dialami jepang dalam susunan masyarakat,kecendrungan berdemokrasi bertambah kuat ,golongan proletar bertambah besar sehingga pertentangan masyarakat bertambah keras,kesusastraan pun banyak terjadi gerakan yang mencerminkan perubahan akibat perang dunia kedunia,

Puisi Sesudah Perang

Puisi berkembang kembali sesudah perang dunia II berakhir,bermula dari proletar yang semasa perang mendapatkan tekanan keras ,kemudian diteruskan dengan munculnya banyak yang bersifat agitasi

Diantara penyair muda pada zaman sebuah perang terdapat nama-nama seperti Tanikawa Shuntaro,Yamamoto Taroo,Naka Taroo,Ooka makoto dan Kyyooka Takayuki.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar