Translate indyefa michealblog'rs

Sabtu, 16 Juni 2012

Meninggal di Jepang Mahal

Di Jepang, mati pun mahal.

Seberapa mahal? Menurut Japan Consumer's Association, keluarga Jepang mengeluarkan biaya rata-rata 1,5 juta yen (atau sekitar 150 juta lebih) untuk setiap upacara pemakaman.





Ini gak heran karena Jepang secara umum adalah salah satu negara dengan biaya hidup termahal di dunia. Selain itu, orang Jepang tidak suka hitung-hitungan dengan yang sudah mati. Mereka tidak mau dianggap "kok sama ayah/ibu/anak sendiri, udah mati masih perhitungan sih?" gitu.

Perusahaan pemakaman tentu memanfaatkan keadaan ini. Mereka banyak menjual segala macam tetek benget yang gak penting dan menaikkan semua harganya sampe setinggi langit. Kalo perlu, sampe setinggi surga!
Kata orang Indonesia, kalau miskin jangan sakit, apalagi mati. Makanya gak ada kan orang Indo yang mati di Jepang?


 Karoshi = 過労死
Karoshi artinya "mati di kerja" atau kematian karena stress pekerjaan. Halusnya berarti "meninggal karena setia dan mengabdi kepada perusahaan".

Kematiannya bisa karena kecelakaan di tempat kerja, kematian karena terlalu lelah (kesehatannya menurun jauh), ataupun karena bunuh diri karena stress kerja.

Saking seriusnya masalah ini, pemerintah Jepang telah mencoba berbagai cara untuk mengatasinya. Mulai dari menyediakan nomor telepon darurat untuk menerima keluh-kesah para salaryman, buku petunjuk untuk mengurangi stress, sampai mensahkan undang-undang yang memberikan sejumlah uang (asuransi) ke para janda dan anak-anak yang ditinggal mati karena karoshi.

Menurut data pemerintah, dari 2.207 kasus bunuh diri pada tahun 2007, 672-nya adalah karena pekerjaannya terlalu banyak.






Kasus karoshi yang terkenal adalah kasus kematian Kenichi Uchino pada tahun 2002, seorang manager quality-control berusia 30 tahun yang bekerja di perusahaan otomotif terbesar di dunia, Toyota.

Kenichi dikabarkan bekerja lembur selama 80 jam setiap bulan selama 6 bulan lamanya tanpa dikasih uang lembur atau bonus tambahan apapun. Dia akhirnya jatuh pingsan di tempat kerjanya dan dilarikan ke rumah sakit, yang kemudian membawanya ke akhirat.

McDonald's Jepang pun terkena masalah ini. Salah seorang manager restorannya jatuh sakit dan meninggal karena bekerja lembur tanpa bayaran apapun.

Mau gak mau, karena tekanan publik, Toyota dan McDonald's akhirnya memutuskan akan memberikan uang lembur bagi yang ingin bekerja lembur dan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih baik.

Para salaryman ini sebenarnya niatnya baik, yaitu ingin memajukan perusahaannya. Ditambah lagi dengan kebudayaan Jepang yang selalu menekankan disiplin tinggi, mereka berpikiran bahwa dengan bekerja lebih lama dan lebih keras daripada karyawan lain dan tanpa meminta bayaran apapun, boss mereka bisa memberikan posisi yang lebih baik.
Tapi kenyataan tidak.!!!sunggu memilukan .......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar